Guest Counter

Minggu, 03 Januari 2010

The Jakarta Post: Classical music gets NEW HOME in JAKARTA!

The Jakarta PostJakarta   |  Mon, 10/19/2009 1:23 PM 
By waving his arms, orchestra conductor Stephen Tong starts an ensemble of musical instruments and a choir of members of the Jakarta Simfonia Orchestra during a rehearsal in the newly inaugurated Aula Simfonia Jakarta (Jakarta Symphony Hall) in Kemayoran, Central Jakarta.




Yet once in a while, what sounded like a perfect harmony to common ears was interrupted. The conductor asked the members to repeat the performance.

"Not quite yet," he said, before he reviewed the rehearsed notes.
Tong, who is also an architect and a composer, said he had strived for perfection and beauty all his life. His passion had led to his founding of the freshly established building.

"I am so grateful that this concert hall has made it possible for great performers both from local and foreign countries to perform good classical music such as in a philharmonic orchestra. Indonesia is now ready to host international orchestra performances,"
Said Tong.

The hall, which has a 1,200-capacity, is equipped with proper acoustics to accommodate classical music concerts,. It is decked in red and gold hues and decorated with golden statues of muses holding musical instruments. Dozens of oval portraits of legendary composers such as Beethoven and Bach adorn its sides.
"We want to embrace the classical touch... we tried to create a warm, intimate atmosphere by using rich colors and wooden materials," said Alwi Sjaaf, the hall's project director,

A Steinway and Sons grand piano and a massive, 10-metric-ton Cassavant organ with 3,217 pipes further enhance the building's value.

"It's about time the city had a proper concert hall," Alwi said.
"Jakarta has plenty of restaurants, skyscrapers and hotels, yet we are deprived of the chance to enjoy high quality art."

Alwi said most classical concerts are often held in the city's hotel ballrooms or buildings such as the Jakarta Playhouse.

"Orchestras are not meant to use microphones at all. They require proper acoustics."
Thus, the hall, which is part of the cultural center of the Reformed Millenium Center of Indonesia, aims to provide all that's necessary to hold a classical music concert.

The hall's inauguration concerts last Saturday featured "Magnificat" by J. S. Bach and "Emperor" Piano Concerto No. 5 by L. V. Beethoven.




On Oct 23 and 24, the hall will present "Organ Concerto Op.7 No.4" by G. F. Handel and oratorio "The Creation" by F. J. Hadyn. Both programs will be conducted by Tong, who serves as the Jakarta Simfonia Orchestra's artistic director, and Jahja Ling, the music director of the San Diego Symphony. (dis)

Tulisan ini juga memperoleh balasan dari Quentin Dekker, ayahanda dari Dan Dekker penyanyi tenor asal Amerika yang juga memeriahkan inaugurasi di hari itu, demikian balasannya di Jakarta Post:

To: Dr. Stephen Tong and Dr. Jahja Ling I admire your tenacity and untiring efforts to bring to Jakarta this wonderful, new concert hall. My son, Dan Decker, the tenor soloist, sent me pictures of the venue and many of the soloists, conductors, and choir members. He was very appreciative of his wonderful treatment, wonderful food, and particularly the suggestions made regarding phrasing in preparation for the concert. My wife and I thank you, Dr. Ling, for giving Dan this opportunity. We hope to meet you and Dr. Tong sometime. Sincerely, Quentin Decker



Sumber: thejakartapost.com

Sabtu, 02 Januari 2010

Aula Simfonia Jakarta: gambar progress pembangunan

Berikut adalah gambar-gambar yang diambil pada saat tahap pembangunan Aula Simfonia Jakarta. Gambar diambil langsung dari lokasi antara bulan Agustus-September 2009.

berikut gambar yang diambil dari perspektif stage (pemotret berada di balkon)


Gambar 1. Stage View
(20 Agustus 2009)

*tampak sebagian kursi audiens di
lantai dasar sudah terpasang
*panggung kayu baru dalam tahap pemasangan
*interior masih dalam tahap finishing sekitar 20%
*belum terpasang kursi pada balkon (tempat Pemotret)


Gambar 2. Stage View
(9 Oktober 2009)

*Lampu Kristal sudah terpasang
*Bilah papan penyangga Pipe Organ sedang terpasang
*Finishing kayu pada stage sudah rampung 65%
*Sudah terpasang kursi dan lantai kayu baik pada balkon dan
dinding.







 
Dan dari Perspektif Ceiling (langit-langit)



Gambar 3. Ceiling View
( 09 September 2009)

*inilah disain langit-langit yang berlapis 3
*disain ini memungkinkan suara yang masuk tidak langsung terpantul, namun dapat terkumpul dulu sebelum disebarkan.
*di antara lapisan-lapisan eternit ini pula terpasang pendingin ruangan, yang oleh karena bentuk rancangan ini, maka suara AC menjadi tersaring halus
*tampak sebagian dinding telah dipasang marmer ornament







Gambar 4. Dinding dan Ornamen

(september pertengahan 2009)
*tampak dinding dalam tahap pemolesan

Gambar 5. Ornamen Patung
*ornamen patung pemusik di salah satu sudut ruangan





Gambar 6. Pilar Ionic
*tampak pilar berdisain ionik dalam detail yang halus seolah menyangga bagian dalam aula ini.
















Gambar 7. Audience & Balcony View
(Pertengahan September 2009)
*tampak bagian bawah sudah terpasang kursi
*bagian balkon baru terpasang lantai kayu - belum terpasang kursi




Gambar 8. Kursi kayu (Awal September 2009)








Gambar 9 & 10. Balkon dari sisi Back stage
*Tampak baik seluruh interior telah terpasang kursi baik di balkon dan papan kayu sebagai lantai







Gambar 10. the 96% finished (tinggal pemasangan pipe organ saja)






Peresmian Aula Simfonia Jakarta (Jakarta Symphony Hall) : 15 Oktober 2009


Aula Simfonia Jakarta - Indonesia akhirnya boleh berbangga hati lantaran telah berdiri sebuah aula konser simfonia bernama "Aula Simfonia Jakarta", yang berlokasi di Kemayoran, Jakarta Pusat.



Dirancang dari konsep hingga jadi oleh Dr Stephen Tong yang menjabat sebagai Principal Arsitek, sekaligus perancang akustik aula secara keseluruhan, Aula Simfonia Jakarta ini merupakan aula simfonia terbesar pertama di Indonesia berkapasitas 1.227 kursi penonton atau 1.400 termasuk pemain musik dan artis.

"Dengan adanya aula simfonia ini akan sangat memungkinkan para artis dan pemain musik terkenal baik dari dalam dan luar negeri datang dan mementaskan musik klasik dalam sebuah philharmonic orchestra," terang Dr Stephen Tong dalam acara perkenalan Aula, Kamis (15/10) malam lalu.

Perlu diketahui, sebuah aula simfonia harus memiliki suara akustik yang baik yang bisa didapat dari hasil 'direct sound', 'early reflection sound', dan 'overall reverberation', dengan kualitas kejernihan, kehangatan dan kekuatan suaranya.

Berangkat dari situ, sejak awal Aula Simfonia Jakarta dibangun dengan standar-standar ketat dan bertaraf internasional, baik dari segi suara akustiknya ataupun dari segi kegunaan fungsi aulanya.

Dengan begitu, kini Jakarta resmi memiliki sebuah aula besar untuk menikmati musik klasik dari konser solo, orchestra chamber, instrumen dan korus sampai ke simfonia besar sekaligus.

Murni dibangun dari dana swasra, Aula Simfonia Jakarta dirancang sedemikian rupa sehingga lebih dari 97% dari seluruh tempat duduk dapat melihat dengan jelas semua artis yang sedang mementas di panggung. Sisanya masih tetap melihat secara jelas 70% pandangan ke panggung tanpa mengorbankan kualitas suara akustik.

Dilengkapi sebuah Steinway and Sons Concert Grand Piano (kelas CT) dan sebuah Organ Pipa raksasa, dengan 3.217 pipa-pipa panjang mulai dari 15 cm sampai 4,9 meter dan berbobot lebih dari 10 ton, terdapat pula patung-patung berwarna emas dengan foto-foto para bintang klasik dunia, seperti Mozart, Beethoven, dan Bach menghiasi aula.

"Total ada 38 foto bintang klasik dunia mengelilingi aula," tutup Dr Stephen Tong yang berencana akan mengadakan konser klasik 12 kali dalam setahun di Aula Simfonia Jakarta ini.

sumber: astaga.com